Wednesday, 29 April 2015

Ciri-ciri Makanan yg Tak Sehat di Seputar Kita

Ciri-ciri Makanan yg Tak Sehat di Seputar Kita

Kita tidak jarang menemui bermacam macam jajanan yg kayaknya enak & mampu mengenyangkan perut di lingkungan kita. Tetapi kita tidak jarang sekali tak memperhatikan bahan-bahan ataupun kandungan gizi yg ada kepada makanan tersebut.
Padahal dapat menjadi apabila jajanan yg kita mengonsumsi tersebut mengandung bahan yg berbahaya seperti zat pewarna tekstil atau zat pengawet.
Dengan Cara turun temurun, sebetulnya warga kita telah terbiasa memanfaatkan beragam macam bahan penambahan alami buat mengawetkan atau menambah warna terhadap makanan. Contohnya buat nasi kuning, kebanyakan dimanfaatkan kunyit, sedangkan utk mengawetkan, difungsikan garam.
dr rochelle skin expert

Tapi dalam perkembangannya, bahan alami ini tidak jarang digantikan bahan kimia lantaran lebih murah. & sangat sering bahan kimia yg ditambahkan merupakan bahan yg berbahaya, yg mestinya tak dipakai buat makanan. Misalnya pemakaian pewarna tekstil terhadap kue-kue yg dipasarkan kepada pasar tradisional maka kue-kue kelihatan mempunyai warna yg menarik.
Kepada 2010, Kepala Seksi Bimbingan Business Perdangan Instansi Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, & Pertanian Yogyakarta menemukan bahwa dari 19 contoh pedagang makanan di di Pasar Tengah Malam Perayaan Sekaten, Yogyakarta, yg dikirimkan ke Balai Agung Pengawas Obat & Makanan (BBPOM) Yogyakarta, empat diantaranya terbukti mengandung zat berbahaya Rhodamine B (pewarna baju) kepada arum manis merah, berondong beras, & kolang- kaling & formalin (pengawet jenazah) kepada mi basah.
Kasus yang lain, dari hasil penelusuran tim jurnalis dari suatu majalah di Indonesia, nyatanya bahan baku produsen siomay di sekian banyak lokasi di Jakarta bukanlah ikan tenggiri melainkan ikan sapu-sapu yg hidup di muara-muara sungai Jakarta yg telah tercemar logam berat seperti tembaga.Dipandang dari sisi harga, ikan sapu-sapu tersebut memang lah lebih murah harganya, tetapi tetaplah bahan makanan yg berbahaya seandainya di mengkonsumsi manusia.
Sementara itu kasus teranyar yg muncul terhadap tidak sedikit alat terkait bersama bahan berbahaya dalam bahan makanan atau minuman ialah temuan dari tim IPB yg menyatakan 13,5% dari 74 susu formula yg diteliti di sekian banyak pusat perbelanjaan, menunjukkan kandungan bakteri berbahaya E. Sakazakii. Padahal susu formula yg dipasarkan di pusat perbelanjaan telah lolos dalam mutu kualitas kesehatan.
Kasus pencemaran di susu formula tersebut dimungkinkan pencemaran berlangsung diwaktu dalam proses pendistribusian barang atau kurang perhatian & kehati-hatian para distributor atau retail dalam menyaksikan batas kadaluarsa makanan atau minuman. Pengaturan bahan makanan & minuman yg bakal dipasarkan di distributor atau retail cocok bersama kualitas kesehatan lebih enteng dilakukan, tetapi dengan cara apa bersama bahan makanan & minuman yg dipasarkan di pasar?
Adanya kasus bahan makanan yg memakai formalin seperti ikan asin & ayam potong, menciptakan kita mesti mulai sejak bertindak juga sebagai customer yg cerdas. Bahwa sebelum membeli kita mesti mengecek bahan makanan atau minuman yg dipasarkan dgn cek. Kita mesti mengerti bahwa ciri-ciri bahan makanan yg berformalin adalah kenyal, tak dihinggapi lalat, berbau formalin menyengat & tahan sewaktu 3 hri dalam suhu kamar.
Jumlahnya kasus-kasus bahan berbahaya dalam makanan kita, sehingga mestinya kita telah mesti sejak mulai peduli terhadap bahan makanan atau minuman pun jajanan yg dipasarkan disekitar kita. Kita pula mesti memerhatikan kemasan bahan makanan atau minuman yg dipasarkan, terkecuali nampak bersih sebab dilapisi plastik atau di tempatkan di wadah yg tertutup dari debu, namun pun kita mesti mulai sejak memperhatikan bahan yg dikandungnya seperti kasus siomay tadi pun kritis pada proses pelaksanaan & pengemasan hasilnya.
Sampel tak sehat dalam proses pengerjaan contohnya kepada jajanan gorengan yg memakai minyak goreng berkali-kali terhadap proses menggorengnya, atau pemakaian bahan tekstil utk sosis atau minuman sirup yg biasa dipasarkan disekitar sekolah-sekolah.
Setelah Itu terhadap pengemasannya, contohnya dgn memakai styrofoam yg mengandung bahan berbahaya kala dipanaskan. Tidak Hanya berbahaya bagi kesehatan, pula berbahaya bagi lingkungan pastinya lantaran styrofoam mampu hancur jangka waktu lebih dari 500 thn. Sangat Disayangkan tetap tidak sedikit restoran populer yg memanfaatkan bahan styrofoam buat mengemas makanannya.
Bersama adanya kepedulian, perhatian & kehati-hatian kita terhadap bahan makanan & makanan di kira kira kita, sehingga kita selain peduli, perhatian & hati-hati terhadap kesehatan kita sema

No comments:

Post a Comment

Blog Archive